Metode Pengembangan Perangkat Lunak

 Berikut merupakan tujuh model yang pilih karena tingkat penggunaannya dalam suatu perusahaan.

  • Model Waterfall

Pada model ini kita analogikan dengan sebuah air terjun. Pastinya, air terjun mengalir dari atas turun kebawah karena gaya gravitasi bumi. Nah, sama dengan metode waterfall yang berarti tahap pengembangan software dilakukan secara bertahap mulai dari awal hingga akhir.

Maksud dari bertahap disini adalah tahap software development tidak dapat dilakukan secara bersamaan. Akan tetapi, dilakukan mulai dari perencanaan terlebih dahulu. Setelah selesai, baru masuk ke tahap desain dan seterusnya.

Apabila mengalami kegagalan, pada salah satu tahap maka akan diulang kembali ke tahap sebelumnya. Ada beberapa perusahaan yang masih menggunakan model waterfall. Pada penggunaan model ini harus diperhatikan ketepatan estimasi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan.

Penggunaan model ini biasanya dapat diterapkan untuk proyek dengan skala kecil hingga menengah. Serta tidak membutuhkan biaya maupun sumber daya yang terlalu besar.

  • Model Spiral

Model ini termasuk memiliki tingkat repetisi yang tinggi. Model pengerjaan dengan model ini berfokus pada setiap repetisi yang dilakukan. Repetisi disini berarti perulangan tiap tahapnya.

Model ini dapat dikatakan sebagai metode SDLC yang paling fleksibel dan sama dengan model iterative. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan adalah dapat memicu ketidakpuasan dari segi customer karena proses pengerjaan yang terbilang singkat.

Disisi lain, metode ini sangat cocok untuk menciptakan produk yang dirilis dengan versi cepat dan murah. Oleh karena itu, anda harus memperhatikan setiap tahap dalam metode spiral ini.

  • Model RAD

Model RAD (Rapid Application Development) merupakan software development yang cocok untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan biaya investasi yang rendah. Biaya disini dapat diminimalisir karena proses penyesuaian yang cepat dari setiap tahap.

Setidaknya ada empat tahap dari SDLC model RAD ini, yang pertama adalah perencanaan kebutuhan, yang kedua desain, kemudian konstruksi, dan tahap terakhir adalah peralihan (berpindah dari versi lama ke versi baru).

Ketika masuk pada tahap desain dan konstruksi dapat dilakukan secara berulang sehingga dari pihak user atau customer telah mencapai kata sepakat. Developer dapat melakukan repetisi pada tahap desain dan konstruksi tanpa perlu mengulang pada tahap perencanaan.

  • Model Prototype

Untuk model kali ini sedikit berbeda dengan model – model sebelumnya. Karena, pada model ini menggunakan sebuah prototype. Sehingga yang pertama dilakukan adalah membuat sebuah prototype aplikasi terlebih dahulu.

Sampel tersebut kemudian akan dipresentasikan kepada customer atau klien untuk melakukan kesepakatan. Apabila telah mencapai kata sepakat, maka pengembang atau developer akan membuat produk aslinya sebagai hasil akhir dari proyek tersebut. Metode ini dapat memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan pada model waterfall.

  • Model DevOps

Model yang kelima lebih menekankan pada budaya organisasi. Maksudnya adalah selain memperhatikan dalam tahap software development, juga memperhatikan kerjasama antar departemen terhadap pengembangan siklus hidup organisasi.

Selain itu juga berpengaruh pada jaminan kualitas, serta operasional dari pengembangan perangkat lunak. Jadi, untuk menggunakan metode ini diperlukan pengetahuan lebih dengan manajemen sebuah organisasi serta kerjasama tim yang baik. Agar setiap departemen atau tim dapat melaksanakan tugas masing – masing dengan baik dan tepat.



  • Model Incremental

Nah, berikutnya masuk pada model yang dapat dibilang melibatkan pengembangan model yang lain. Pada setiap siklus tersebut dibagi lagi menjadi siklus – siklus kecil. Pengulangan tersebut dapat diatur dengan mudah serta telah melewati berbagai tahap perencanaan, desain, implementasi serta pengujian.

  • Model Agile (Scrum)

Model yang ketujuh merupakan salah satu model dengan penggunaan model yang paling sering digunakan oleh perusahaan maupun startup. Karena model ini dirasa paling cocok untuk diterapkan dalam pengembangan produk atau software dalam jangka waktu pendek maupun panjang.

Jenis agile yang paling sering digunakan adalah metode scrum. Kelebihan scrum disini terlihat dari penggunaan sprint. Sprint disini merupakan sebuah proses yang dilakukan secara bertahap. Kelebihan yang lain disini adalah setiap tim dapat melakukan kerja secara bersama – sama tanpa perlu menunggu salah satu tim untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Terlebih lagi setiap 1 hingga 2 minggu akan selalu dilakukan koordinasi mengenai hasil dari pengerjaan tiap minggu yang dilakukan oleh project manager. Kemudian, customer juga dapat melihat hasil dari pengerjaan tiap tim untuk ditampilkan agar dapat terjadi kesepakatan antara tim pengembang dengan klien.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama