Menurut The Interaction Design Association (IxDA), interaction design (IxD) mendefinisikan struktur dan perilaku dari sistem interaktif. Interaction designers berusaha untuk membuat hubungan yang berharga antara orang dan produk dan layanan yang digunakan, dari komputer hingga mobile devices dan sejenisnya. Menurut Interaction Design Foundation, interaction design merupakan sebuah discipline untuk memeriksa interaksi (melalui interface) di antara sistem dengan user. Interaction design juga menggabungkan desain yang berfokus kepada bagaimana cara mempresentasikan informasi menggunakan sistem untuk memungkinkan user paham terhadap informasi, namun discipline ini banyak disebut dengan istilah berbeda, yaitu information design.
Information design adalah menyederhanakan data dengan (cara) desain grafis, selanjutnya yang perlu saya tekankan adalah produk atau barang yang dihasilkan atau merupakan wujud dari information design. Disinilah mulai menarik, karena salah satu tujuan atau kepentingan dari desain grafis adalah memberikan informasi, maka bisa dikatakan ‘output’ dari information design sangat banyak dan dekat dengan obyek hasil desain grafis. Mulai dari brosur, poster, website, Dll.
Menurut Redish, desain informasi melibatkan keseluruhan dan bagian-bagiannya secara bersamaan. Itu termasuk:
1. Keseluruhan proses pengembangan dokumen yang berhasil
2. Cara informasi disajikan pada halaman atau layar (layout, tipografi, warna, dan lain sebagainya)
Salah satu tujuan utama dari interaction design adalah untuk mengurangi aspek negated dari pengalaman pengguna dengan menambahkan aspek positif. Berikut ini adalah 4 (empat) proses dasar dari interaction design yaitu:
- Establishing requirements
- Designing alternatives
- Prototyping
- Evaluating
Di dalam interaction design, terdapat konsep yang dilambangkan sebagai 5 pilar, yaitu:
- Goal driven design
Interaction design harus bersifat people-centric terhadap target audience. Goal-driven design berfokus pada pemuasan kebutuhan dan tujuan user. Karena tujuan utamanya adalah untuk memberikan solusi terhadap kebutuhan user untuk meningkatkan kualitas dari output, maka designer dapat menggunakan beberapa metodologi ini untuk melakukan user research:
Persona— Persona adalah karakter yang dibuat berdasarkan perilaku dan psikologi dari target user.
User Scenarios —User scenarios menjelaskan bagaimana perilaku persona ketika berinteraksi dengan produk dan bagaimana user mencapai tujuannya. User scenarios membantu designer untuk memahami apa yang memotivasi user ketika menggunakan produk.
Experience Maps —Experience map adalah sebuah tool yang penting untuk memahami produk atau layanan dari perspektif user. Experience map adalah representasi visual dari kebutuhan, keinginan, ekspektasi user dan pengalaman dari tujuan produk.
- Usability
Usability berarti akses yang mudah dalam penggunaan produk yang akan digunakan oleh user.
- Affordance and significance
Affordance adalah salah satu yang paling sulit dan objektif yang berharga dalam interaction design. Affordance mendeskripsikan semua aksi yang dibuat memungkinkan secara fisik melalui objek properti dan environment.
- Learnability
Learnability adalah sebuah pengukuran dimana user dapat mempelajari tentang user interface secara cepat dan efektif. Desain seharusnya dapat dipelajari dengan mudah dan cepat. Sebuah user interface dapat mudah dipelajari jika didesain dengan property inti dari psikologi yang sudah familiar.
- Feedback and response time
Dalam interaction design, sebuah desain yang baik harus memberikan feedback kepada user setiap dilakukannya sebuah aksi. Feedback tersebut membuat user merasa puas atau tahu ketika ada kesalahan. Feedback adalah sebuah cara bagi produk untuk berkomunikasi dengan user. Memberikan feedback akan membuat suatu kepercayaan dari user dan membantu user untuk memahami pattern di sistem. Namun, feedback juga harus muncul di waktu yang tepat.